Yogyakarta, 7 Mei 2025 –
Selasa-Rabu, 06-07 Mei 2025 Jurusan Etnomusikologi FSP ISI Yogyakarta mendapat kunjungan dari kelompok musik kontemporer dari Belanda Oorkaan Ansamble. Kunjungan ini merupakan bentuk kerjasama antara Jurusan Etnomusikologi FSP ISI Yogyakarta dengan Erasmus Huis Belanda bidang seni pertunjukan yang diinisiasi oleh Pendhapa Art Space Yogyakarta. Bentuk kerjasama ini berupa workshop yang diselenggarakan selama dua hari. Pada hari Selasa, 06 Mei 2025 mahasiswa Jurusan Etnomusikologi FSP ISI Yogyakarta mendapat kesempatan belajar mengeskplorasi bunyi-bunyi alat musik nusantara yang dikemas dalam bentuk teater musik. Kegiatan ini diikuti kurang lebih 15 mahasiswa dari Jurusan Etnomusikologi, Teater, dan Tari. Hari Rabu tanggal, 07 Mei 2025 diselenggarakan workshop Karawitan Jawa gaya Yogyakarta yang diikuti oleh personil Oorkaan Ansamble. Drs. Haryanto, M.Ed dosen Jurusan Etnomusikologi ISI Yogyakarta didaulat sebagai instruktur. Dr. Citra Aryandari, M.A. selaku ketua Jurusan Etnomusikologi ISI Yogyakarta menjelaskan bahwa bentuk kerjasama ini merupakan komitmen dari Jurusan Etnomusikologi untuk membangun relasi internasional sebagai penunjang pembelajaran, khususnya perkembangan musik dalam ranah kontemporer dunia.

Acara dilanjutkan dengan Pertunjukan Gong and the Four Noses, produksi teater musik dari OORKAAN di Gedung Societeit Militaire, Taman Budaya Yogyakarta. Acara yang berlangsung pada 7 Mei 2025 ini menarik perhatian lebih dari 250 penonton, yang datang untuk menikmati perpaduan unik antara musik dan teater dalam pertunjukan yang imajinatif dan interaktif.
Berlangsung atas kerja sama antara *Erasmus Huis Jakarta, **Pendhapa Artspace, dan **Jurusan Etnomusikologi ISI Yogyakarta, acara ini berhasil menghadirkan pengalaman seni yang inovatif bagi masyarakat Indonesia. Dengan konsep yang memadukan elemen musik klasik dan tradisional dalam format yang menghibur, *Gong and the Four Noses mendapat sambutan hangat dari audiens yang terdiri dari pecinta seni, akademisi, dan musisi.
OORKAAN, kelompok teater musik asal Belanda, kembali membuktikan keahliannya dalam membawa musik ke dalam dunia imajinasi. Para penonton dibuat terpesona dengan narasi yang menggugah serta interaksi dinamis antara karakter dan alat musik yang menjadikan pertunjukan ini lebih hidup.
Kesuksesan acara ini menegaskan pentingnya kolaborasi lintas budaya dalam memperkaya seni pertunjukan serta membuka ruang apresiasi bagi berbagai bentuk ekspresi musikal. Dengan antusiasme yang tinggi dari para penonton, Gong and the Four Noses menjadi salah satu pertunjukan yang berkesan di Yogyakarta tahun ini.



