Membangkitkan kembali Geliat Seni di Mlese Klaten

Membangkitkan kembali Geliat Seni di Mlese Klaten

Program Pengembangan dan Pembinaan Wilayah Seni (P3 Wilsen)

LPM ISI Yogyakarta di Desa Mlese Gantiwarno Klaten Jawa Tengah

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) ISI Yogyakarta tahun ini kembali menyelenggarakan Program Pengembangan dan Pembinaan Wilayah Seni (P3 Wilsen). Program P3 Wilsen diselenggarakan pada tanggal 29 Juli – 30 Agustus 2024 di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Salah satu titik lokasi penempatan P3 Wilsen berada di Desa Mlese Kecamatan Gantiwarno Kabupaten Klaten Jawa Tengah. Program P3 Wilsen di Desa Mlese melibatkan delapan civitas akademik dosen dan mahasiswa-mahasiswi dari Fakultas Seni Pertunjukan dan Seni Rupa ISI Yogyakarta. Ketua pelaksana Ribeth Nurvijayanto, S.Sn., M.A. dari Jurusan Etnomusikologi, sebagai anggota yaitu Dra. W. Lies Apriani, M.Hum. Mahasiswa-mahasiswi yang terlibat dalam P3 Wilsen di Desa Mlese diantaranya Mutiara Baudiva Naviera (Jurusan Tari), Sangraka Mustofa (Jurusan Tari), Melany Ellen Nugroho (Jurusan Etnomusikologi), Alfonsus Dira Jalu (Jurusan Etnomusikologi), Vito Widhiyatama (Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan), dan Yusri Kausari (Prodi Desain Mode Kriya Batik). Program P3 Wilsen diterjunkan dan ditarik langsung oleh Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Dr. Eli Irawati, S.Sn., M.A.

Kegiatan P3 Wilsen Desa Mlese Gantiwarno Klaten melibatkan beberapa komunitas seni yang tersebar di wilayah desa tersebut. Kelompok-kelompok kesenian yang dibina antara lain Karawitan dan Batik PKK Desa Mlese, Karawitan Muda-mudi Dusun Candi, Karawitan dan Tari SD Negeri Mlese, Hadrah dusun Candi, Tari anak-anak dan remaja Dusun Candi. Pembinaan yang dilakukan meliputi memberikan materi tarian, gending, tata rias dan busana pertunjukan tari, proses membatik batik tulis dan jumputuan. Program P3 Wilsen Desa Mlese menghasilkan beberapa luaran seni yang dipentaskan pada peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke 79 di Dusun Candi tanggal 16 Agustus 2024 dan Jalan Sehat Desa Mlese pada tanggal 25 Agustus 2024. Kesenian yang dipentaskan antara lain Tari Gugur Gunung, Tari Rancak Bhineka, Tari Ratoh Jaroe, gending-gending lancaran Manyar Sewu, Gugur Gunung, dan Mars 45. Luaran lainnya yaitu menciptakan tarian “Senam Mlese Gumregah” dan prototipe desain batik “Jagung Kacang” sebagai identitas khas seni Desa Mlese.

Kepala Desa Mlese Suparwata menjelaskan bahwa, Desa Mlese sebenarnya memiliki potensi seni budaya yang cukup kuat dan beragam, namun saat ini tengah “mati suri”. Desa Mlese khususnya di Dusun Candi pada masa lalu merupakan perkampungan “Trah Dalang” atau keluarga Dalang terkenal di wilayah Klaten. Tidak adanya regenerasi dan sebagian keluarga dalang pindah domisili ke luar kota menjadi penyebab berhentinya eksistensi seni budaya di dusun tersebut. Faktor lain penyebab lambatnya perkembangan seni budaya di Desa Mlese yaitu pandemi Covid 19 beberapa tahun silam, maraknya media sosial dan judi online. Pemerintah Desa Mlesa telah berupaya membuat program dan membangun sarana-prasarana pendukung kegiatan seni budaya, salah satunya mendirikan taman budaya Desa Mlese yang terletak di kompleks Balai Desa Mlese. Pemerintah Desa Mlese berharap, dengan adanya program P3 Wilsen mampu meningkatkan minat masyarakat untuk mencintai seni budaya lokal, mengembankannya  menjadi identitas setempat, dan dapat mensejahterakan kehidupan warga.

Ribeth Nurvijayanto selaku ketua P3 Wilsen Desa Mlese pada saat penerjunan di Dusun Candi memaparkan bahwa, P3 Wilsen ini memberikan ruang ekspresi artisik dan estetik kepada masyarakat Desa Mlese. Masyarakat dari berbagai usia dan kalangan diajak untuk mengolah cipta, rasa, dan karsa melalui media seni. Selain menghasilkan luaran-luaran jenis kesenian seperti tari, karawitan, hadrah, dan batik, hal yang lebih penting dalam kegiatan ini yaitu membangun hubungan harmonis antar warga. Kegiatan P3 Wilsen menjadi salah satu solusi yang ditawarkan kepada masyarakat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan sosial di masyarakat seperti media resolusi konflik, pembelajaran moral dan budi pekerti. Kedepannya, program P3 Wilsen Desa Mlese tidak berhenti di tahun ini saja. Program ini dapat terus berlanjut dengan menyasar potensi-potensi kesenian yang lain yang belum tersentuh.

Beberapa tokoh masyarakat Desa Mlese menyambut baik kehadiran program P3 Wilsen, khususnya di Dusun Candi. Masyarakat Dusun Candi menilai bahwa program ini sangat membantu masyarakat untuk kembali bergeliat dalam kegiatan seni, setelah puluhan tahun tidak ada kegiatan seni dalam lingkup besar di dusun tersebut. Masyarakat khususnya kalangan sepuh kembali diajak mengingat memori-memori masa lalu tentang pengalaman mere. Geliat seni di dusun mereka kembali bergairah. “Desaku kembali menari”, kalimat itulah yang dapat mewakili ekspresi dan emosi kebahagiaan masyarakat dusun Candi. Tua-muda, laki-laki-perempuan dari berbagai strata sosial merajut harmonisasi melalui seni, sejenak melupakan permasalahan-permasalahan kehidupan, dan menikmati estetika seni kerakyatan yang sarat akan nilai-nilai kemanusiaan.

Cari
Kategori